Paru-paru, sebagai organ kunci dalam sistem pernapasan manusia, berperan vital dalam memastikan kita bernapas dengan baik. Sayangnya, berbagai macam penyakit paru-paru bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami berbagai jenis penyakit paru-paru yang ada.
Asma, yang terjadi akibat peradangan dan penyempitan pada saluran pernapasan, adalah salah satu contoh umum dari penyakit paru-paru. Terdapat pula berbagai jenis penyakit paru-paru lain yang kerap dijumpai.
- 1. Pneumonia
Pneumonia menjadi salah satu penyakit paru-paru yang perlu diwaspadai. Penyakit ini sendiri merupakan salah satu jenis Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), berupa meradangnya kantung udara dalam paru-paru.
Pneumonia sering dikenal juga sebagai ‘paru-paru basah’ karena penyakit ini membuat kantung udara dalam organ tersebut dipenuhi oleh cairan atau nanah.
Gejala pneumonia di antaranya yaitu termasuk sering batuk berlendir, sesak napas, nyeri dada dan demam.
- 2. Asma
Asma yang terjadi pada paru-paru dikenal dengan istilah asma bronkial. Asma bronkial merupakan penyakit yang membuat jalur udara menuju dan pada menyempit atau membengkak.
Gejala asma yang sering terjadi misalnya mengi atau napas berbunyi, batuk, dan sulit untuk bernapas.
- 3. Tuberkulosis (TB atau TBC)
Serupa dengan namanya, penyebab penyakit paru-paru yang satu ini adalah infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Ketika masuk dan menginfeksi , bakteri ini membuat pengidapnya sesak napas dan batuk kronis.
Tidak hanya paru-paru, infeksi tuberkulosis juga dapat menyerang organ tubuh lain, seperti tulang belakang, kelenjar getah bening, otak, hingga jantung
Gejalanya termasuk sesak napas, batuk lebih dari 3 minggu, batuk berdarah, serta nyeri dada.
- 4. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
Dikutip dari laman Kemenkes RI, penyakit paru obstruktif kronik disebabkan oleh oksigen yang tidak sepenuhnya mengalir dan berbalik untuk mengalir ke seluruh tubuh.
Penyakit peradangan paru ini berkembang dalam jangka waktu panjang, kemudian menghalangi aliran udara dari paru-paru karena terhalang pembengkakan dan lendir atau dahak, sehingga penderitanya sulit bernapas.
Gejala PPOK di antaranya seperti sesak napas, batuk berdahak, menggigil, batuk dalam jangka panjang.
- 5. Bronkitis
Bronkitis umumnya terjadi karena virus, tetapi tidak menutup kemungkinan polutan jadi salah satu penyebab bronkus mengalami infeksi. Infeksi biasanya dimulai di hidung atau tenggorokan dan menyebar ke saluran bronkial.
Bronkitis kronis termasuk penyakit pernapasan yang sulit untuk disembuhkan. Namun dengan perawatan yang tepat, gejalanya lambat laun dapat mereda.
Gejalanya yakni hidung tersumbat dan berair, demam ringan, sesak napas, batuk berlendir dan lelah.
- 6. Kanker paru
Kanker paru-paru terjadi ketika sel abnormal di organ tersebut tumbuh secara tidak terduga dan kemudian berkembang menjadi tumor ganas. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kanker paru menjadi penyebab utama kematian akibat kanker di Amerika Serikat.
Gejala biasanya tidak muncul sampai sel kanker menyebar ke bagian tubuh lain dan mencegah organ lain berfungsi dengan baik. Padahal pada titik ini, sudah sulit untuk mengobatinya.
Kendati demikian, kamu perlu tetap mewaspadai sebagian kecil gejala awal seperti sesak napas, berat badan turun drastis tanpa alasan, batuk berdarah dan nyeri dada
- 7. Emboli paru
Emboli paru merupakan penyakit yang terjadi karena terdapat gumpalan darah yang menyumbat salah satu arteri pada paru-paru. Penyumbatan ini mengakibatkan penurunan jumlah oksigen dalam darah.
Pengidapnya pun jadi mengalami keluhan seperti sesak napas, nyeri di bagian dada, berkeringat berlebihan, pusing, hingga batuk berdarah.
Merasa ada gejala yang mengarah pada penyakit ? Yuk segera konsultasikan dengan dokter spesialis paru untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan tepat!
Penyebab penyakit paru-paru
Rokok menjadi salah satu faktor risiko penyebab penyakit paru-paru, terutama penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK. Dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan Indonesia, terdapat 3,23 juta kematian di tahun 2019 karena penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) yang diakibatkan karena merokok.
Selain itu, Global initiative for Chronic Obstructive Lung Disease juga memperkirakan secara epidemiologi di tahun 2060 angka prevalensi PPOK akan terus meningkat karena meningkatnya jumlah angka perokok.
Bukan hanya PPOK, menurut data WHO, rokok juga menyumbang lebih dari 8 juta kematian setiap tahunnya dan menyebabkan kerusakan pada jaringan yang dapat menyebabkan berbagai penyakit paru lainnya.
Selain rokok, ternyata ada juga beberapa faktor risiko penyebab penyakit paru-paru lainnya seperti yang dilansir dari Aido Health berikut
- 1. Radon
Penyebab pertama penyakit paru-paru adalah radon atau gas radioaktif yang tidak terlihat dan tidak berbau di sekitar Anda. Radon tercipta dari uranium yang membusuk di dalam batu, tanah, dan air. Kadar radon tertinggi ada di lantai bawah tanah dan tempat yang tidak memiliki sirkulasi udara seperti ventilasi.
- 2. Polusi udara
Polusi udara seperti asap rokok, asap knalpot jalanan, asap pabrik, asap pembakaran sampah, dan lainnya juga sering menjadi penyebab penyakit paru-paru. Berbagai polusi udara tersebut dapat menyebabkan saluran pernapasan mengalami kerusakan yang cukup serius.
- 3. Asbestos
Asbestos merupakan mineral yang muncul secara alami dan memiliki kaitan dengan luka pada jaringan paru dan kanker paru. Pada awalnya, mineral ini hanya digunakan untuk penahan api.
Pencegahan penyakit paru-paru
Selain karena 3 sebab di atas, penyakit paru-paru juga dapat terjadi karena faktor genetik, kebiasaan hidup sehat, dan gangguan tidur. Oleh karena itu, agar Anda dan keluarga terhindar dari penyakit ini, ada beberapa upaya pencegahan yang bisa dilakukan seperti dilansir dari Ciputra Hospital berikut.
-
1. Berhenti merokok
Menurut Centers for Disease Control (CDC), perokok memiliki kemungkinan 12-13 kali lebih tinggi untuk meninggal akibat penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dibandingkan yang bukan perokok. Paru-paru perokok jelas tidak sama dengan orang yang tidak merokok. Kenapa? Karena ketika merokok, ada lebih dari 4.000 bahan kimia seperti nikotin, karbon monoksida, dan tar yang masuk ke dalam tubuh dan merusak paru-paru, hingga membuat penurunan fungsi lebih cepat.
Ketika Anda merokok, paru-paru tidak bisa berfungsi dengan benar dan tidak bisa menghasilkan lendir yang mampu menjaga kelembaban sekaligus menyaring kotoran yang masuk ketika menarik napas. Selain perokok aktif, perokok pasif yang banyak menghirup asap rokok pun memiliki risiko yang sama terserang penyakit paru-paru.
-
2. Rajin mencuci tangan
Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun mampu mencegah penularan kuman dan virus. Mencuci tangan sebelum makan atau setelah menyentuh barang-barang dari ruangan terbuka menjadi kebiasaan yang baik untuk dilakukan. Sebagian besar kuman atau virus penyebab penyakit paru-paru atau penyakit lainnya akan mudah menyebar melalui sentuhan. Jadi, untuk menghindari penyakit paru-paru maupun penyakit lainnya, pastikan untuk rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
-
3. Menutup mulut dan hidung ketika bersin
Menutup mulut dan hidung menggunakan tisu atau lengan baju ketika bersin menjadi salah satu upaya mencegah penyebaran kuman kepada orang lain. Jauhi keramaian selama puncak musim dingin dan flu, perbanyak jam istirahat, makan makanan sehat, serta mengendalikan tingkat stres untuk menghindari tertular kuman atau virus penyebab penyakit Utamanya
-
4. Jaga kebersihan udara di rumah
Mengingat polusi udara dapat memperburuk kondisi pernapasan, maka Anda perlu menjaga kualitas udara di rumah. Anda dapat menjaga kebersihan saluran udara dan perabotan di rumah dari debu. Pastikan juga rumah Anda memiliki ventilasi yang baik. Jika perlu, gunakan alat pembersih udara untuk membersihkan polutan yang berpotensi mengganggu kesehatan pernapasan kita, dan hindari penggunaan produk aerosol dan zat kimia berbahaya lainnya.
-
5. Menghindari polusi dan gunakan masker
Untuk mencegah penyakit paru-paru, pastikan juga untuk menghindari polusi udara seperti asap kendaraan, paparan debu, asap rokok, atau bahan kimia lainnya. Ketika Anda terpapar polusi udara, partikel-partikel asing dari kotoran tersebut akan masuk dan menyumbat saluran pernapasan yang berisiko bagi paru-paru.
8 Cara Mengobati Penyakit Paru-paru yang Perlu Diketahui
Sejumlah cara mengobati penyakit paru-paru yang cenderung membutuhkan jangka waktu panjang dan berkelanjutan.
Untuk diketahui, penyakit paru-paru jangka panjang sering disebut juga sebagai PPOK, akronim dari penyakit paru obstruktif kronis.
Dilansir dari Mayo Clinic, pengobatan penyakit paru-paru tersedia untuk berbagai tingkat keparahan, termasuk ketika penyakit memasuki stadium lanjut.
Tujuan pengobatan penyakit paru-paru ini berfungsi untuk:
– Mengontrol gejala Memperlambat perkembangan
-Mengurangi risiko komplikasi dan eksaserbasi
-Meningkatkan kemampuan untuk menjalani aktivitas secara aktif
Cara mengobati penyakit paru-paru
Terapi obat penyakit paru-paru Mengutip American Lung Association, ada berbagai obat penyakit paru-paru dengan jenis berbeda-beda untuk setiap penderita. Dengan minum obat yang tepat pada waktu yang tepat, pengobatan penyakit paru-paru ini bisa membantu Anda untuk:
– Bernapas lebih baik
-Melakukan aktivitas harian lebih banyak dari pada orang sakit lainnya
– Memiliki lebih sedikit gejala yang memburuk atau eksaserbasi
Mengutip Mayo Clinic, beberapa jenis obat digunakan untuk mengatasi gejala dan komplikasi meliputi:
Bronkodilator: obat yang biasanya tersedia dalam bentuk inhaler. Obat ini mengendurkan otot di sekitar saluran udara Anda.
Steroid inhalasi: mengurangi peradangan saluran napas dan membantu mencegah eksaserbasi.
Inhaler kombinasi: beberapa obat menggabungkan bronkodilator dan steroid inhalasi.
Steroid oral: dapat mencegah penyakit paru-paru memburu lebih lanjut. Namun, penggunaan obat ini dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping yang serius, seperti penambahan berat badan, diabetes, osteoporosis, katarak, dan peningkatan risiko infeksi.
Inhibitor fosfodiesterase-4: obat ini mengurangi peradangan saluran napas dan melemaskan saluran udara.
Teofilin: dapat membantu meningkatkan pernapasan dan mencegah episode penyakit paru-paru yang memburuk.
Antibiotik: membantu mengobati episode penyakit paru-paru yang memburuk, tetapi umumnya tidak direkomendasikan untuk pencegahan.
Rehabilitasi paru-paru
Cara mengobati penyakit paru-paru lainnya yakni dengan rehabilitasi. Terapi ini dapat membantu Anda membangun kembali kekuatan dan aktif beraktivitas
program rehabilitasi paru biasanya menggabungkan pendidikan, latihan olahraga, saran nutrisi, dan konseling.
Rehabilitasi paru setelah episode eksaserbasi dapat mengurangi intensitas pergi ke rumah sakit, meningkatkan kemampuan Anda untuk berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari, dan meningkatkan kualitas hidup Anda.
-
Terapi oksigen tambahan
Tubuh kita membutuhkan oksigen untuk melakukan segalanya mulai dari mencerna makanan hingga beraktivitas sehari-hari.
Untuk penderita penyakit paru-paru yang sudah mengalami kesulitan bernapas, Anda memerlukan oksigen ekstra yang disebut juga sebagai terapi oksigen.
-
Perawatan katup endobronkial
Perawatan katup endobronkial (Endobronchial Valve/EBV) adalah cara mengobati penyakit paru-paru dengan pendekatan non-bedah.
Pengobatan penyakit paru-paru ini membantu penderitanya yang sudah memiliki kondisi parah untuk bernafas lebih mudah.
Katup endobronkial ini adalah katup satu arah yang dapat dilepas mengurangi hiperinflasi paru dengan membiarkan udara yang terperangkap keluar
Tidak semua penderita penyakit paru-paru adalah bisa menggunakan pengobatan EBV.
-
Operasi
Penderita penyakit paru-paru yang sudah sangat parah mungkin mengalami kesulitan bernapas sepanjang waktu.
Ketika Anda sudah mengalami kondisi ini, dokter kemungkinan menyarankan penderita untuk menjalani operasi. Operasi adalah salah satu cara efektif untuk meningkatkan kemampuan pernapasan Anda.
Namun, tidak semua penderita penyakit paru-paru perlu melakukan operasi.
-
Uji klinis
Uji klinis adalah studi penelitian yang menguji seberapa baik pendekatan medis baru bekerja pada pasien.
Setiap studi menjawab pertanyaan ilmiah dan mencoba menemukan cara yang lebih baik untuk mencegah, menyaring, mendiagnosis, atau mengobati suatu penyakit.
Anda yang menderita penderita penyakit paru-paru bisa mengambil bagian dalam uji klinis untuk berkontribusi pada pengetahuan dan kemajuan melawan penyakit.
Anda mengambil cara mengobati penyakit paru-paru ini akan menerima perawatan medis terkini dari para ahli.
– Terapi komplementer
Terapi komplementer mengacu pada banyak terapi, filosofi, dan praktik, yang tidak dianggap sebagai perawatan medis konvensional.
Beberapa contoh cara mengobati penyakit paru-paru ini termasuk pijat, yoga, dan akupunktur.
Teknik pengobatan terapi komplementer tidak dapat mengobati penyakit paru-paru, tetapi berpotensi memperbaiki gejala dan kualitas hidup Anda.
Perawatan paliatif.
Perawatan paliatif adalah spesialisasi dalam pengobatan yang berfokus pada pengobatan gejala, nyeri, dan stres yang menyertai penyakit paru-paru.
Ini tersedia untuk Anda sejak Anda didiagnosis dan selama perjalanan penyakit Anda.
Tujuan perawatan paliatif adalah untuk membantu Anda dan keluarga Anda, mencapai kualitas hidup tertinggi.
Tidak semua penderita penyakit paru-paru memiliki gejala. Oleh karena itu, pengobatan penyakit paru-paru setiap orang bisa berbeda. Pengobatan penyakit paru-paru secara spesifik untuk Anda perlu dibicarakan bersama dengan dokter spesialis yang menangani Anda.
6 Jenis Obat Paru-paru yang Umum Digunakan
Ada beragam obat paru-paru yang dapat digunakan untuk mengatasi atau meredakan gejala penyakit paru. Obat ini terdiri dari berbagai jenis dengan cara kerja yang berbeda-beda, sehingga penggunaannya perlu disesuaikan dengan jenis penyakit paru serta gejala yang muncul.
Penggunaan obat yang perlu dilakukan sesuai instruksi dokter agar penyakit paru paru yang diderita bisa teratasi. Penyakit ini dapat disebabkan oleh banyak hal, mulai dari kebiasaan merokok, paparan zat beracun, polusi udara, hingga infeksi bakteri, jamur, dan virus yang menyerang organ paru
Jenis penyakit Itu sendiri pun ada beragam, antara lain asma, pneumonia, penyakit paru obstruktif kronis, bronkitis, emfisema, serta kanker paru-paru.
Beragam Jenis Obat Paru-paru
Obat paru-paru tidak boleh digunakan sembarangan agar obat dapat bekerja sesuai fungsinya. Oleh karena itu, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter terkait jenis obat paru-paru yang sebaiknya digunakan. Dengan begitu, penyakit yang Anda derita dapat tertangani dan terkontrol dengan baik.
Berikut ini adalah beberapa jenis obat paru-paru yang dapat diresepkan oleh dokter:
-
1. Bronkodilator agonis beta-2 kerja cepat
Bronkodilator merupakan jenis obat paru-paru untuk melancarkan pernapasan, karena dapat melemaskan otot di paru-paru serta melebarkan saluran pernapasan. Salah satu jenis yang paling umum digunakan adalah agonis beta-2.
Cara kerja agonis beta-2 ada yang cepat dan ada pula yang lambat. Agonis beta-2 kerja cepat (SABA), misalnya salbutamol dan terbutaline, kerap digunakan untuk mengatasi sesak nafas yang mendadak, misalnya ketika mengalami serangan asma.
Meski demikian, efektivitasnya hanya bertahan selama 4–6 jam. Selain itu, bila terlalu sering digunakan sebagai pengobatan tunggal, SABA diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya sesak nafas berulang
-
2. Bronkodilator agonis beta-2 kerja lambat
Bronkodilator agonis beta-2 kerja lambat (LABA) memang bekerja lebih lama dibandingkan SABA, tetapi dapat bertahan selama 12 jam. Jenis bronkodilator ini digunakan sebagai terapi untuk mencegah sesak nafas berulang dan mengontrol gejala pada penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) maupun asma.
Beberapa contoh LABA yang umum digunakan adalah formoterol dan salmeterol. Ada pula kombinasi antara LABA dengan obat-obatan lainnya, seperti kortikosteroid.
-
3. Antikolinergik
Obat antikolinergik sebenarnya juga termasuk bronkodilator yang berfungsi untuk mencegah dan mengontrol gejala sesak napas akibat penyakit paru, seperti asma, bronkitis, emfisema, dan PPOK.
Contoh obat paru-paru ini adalah ipratropium dan tiotropium. Obat-obatan tersebut tersedia dalam bentuk larutan maupun aerosol yang dihirup dengan bantuan nebulizer atau inhaler.
-
4. Kortikosteroid
Kortikosteroid Merupakan salah satu obat yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit paru-paru. Cara kerja kortikosteroid dalam mengatasi penyakit tersebut ialah dengan mengurangi peradangan dan pembengkakan yang terjadi di saluran pernapasan.
Obat ini pun dapat dipakai untuk meredakan sesak nafas. Untuk mengatasi penyakit paru-paru, penggunaan kortikosteroid terkadang dikombinasikan dengan bronkodilator agar bisa bekerja dengan lebih maksimal.
-
5. Antibiotik
Jika penyakit paru-paru yang diderita disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan meresepkan Obat Antibiotik. Obat ini bekerja dengan cara membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri pemicu penyakit paru-paru.
Jenis obat antibiotik biasanya akan disesuaikan dengan bakteri penyebab infeksi dan tingkat keparahannya. Obat yang telah diresepkan perlu dikonsumsi sampai habis meski gejala penyakit yang diderita sudah mereda.
Hal ini dilakukan agar infeksi dapat tertangani sepenuhnya dan mencegah terjadinya resistensi Antibiotik. Beberapa jenis obat antibiotik yang biasanya diresepkan untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah azithromycin, clarithromycin, amoxicillin, doxycycline, atau erythromycin.
-
6. Antivirus
Dokter akan meresepkan obat antivirus jika penyakit paru-paru disebabkan oleh infeksi virus. Pemberian obat antivirus umumnya disesuaikan dengan jenis virus penyebabnya.
Pemberian obat antivirus dapat meningkatkan imunitas tubuh, sehingga tubuh dapat melawan virus penyebab penyakit dengan baik. Selain itu, obat ini juga mampu meredakan gejala dan menghentikan penyebaran virus.
Obat antivirus yang biasanya digunakan untuk mengatasi penyakit paru-paru ada beragam, antara lain oseltamivir, zanamivir, dan peramivir.
-
Terapi Penunjang Obat Paru-paru
Selain meresepkan obat paru-paru di atas, dokter juga akan menganjurkan Anda untuk menjalani terapi penunjang guna mengatasi penyakit yang diderita. Terapi penunjang yang mungkin disarankan meliputi:
-
Terapi oksigen
Terapi ini umumnya diperlukan bagi penderita penyakit paru-paru yang mengalami keluhan sesak napas atau bahkan sulit bernapas, sehingga tidak mampu menghirup oksigen dengan baik.
-
Rehabilitasi paru
Dokter juga mungkin menganjurkan penderita penyakit paru untuk menjalani rehabilitasi paru agar bisa bernapas dengan lebih baik. Salah satu jenis terapi yang dilakukan adalah latihan pernapasan.
Penderita penyakit paru akan dibimbing oleh seorang terapis untuk mempelajari berbagai jenis teknik pernapasan, baik dalam posisi duduk maupun berbaring.
-
Olahraga
Bila gejala sesak napas sudah mereda, penderita juga disarankan untuk berolahraga secara rutin. Pasalnya, aktivitas fisik dapat memperkuat otot pernapasan sehingga penderitanya dapat bernapas dengan lebih baik.
Itulah obat paru-paru serta terapi penunjang lain untuk mengatasi penyakit paru. Perlu diingat bahwa pengobatan tersebut tidak boleh dilakukan secara sembarangan dan harus sesuai anjuran dokter.
Bila Anda sedang menjalani pengobatan dengan obat paru-paru atau dalam masa pemulihan dari penyakit, jangan lupa kontrol kesehatan secara rutin ke dokter. Selain memantau penyakit paru yang sedang Anda derita, dokter juga akan menilai keberhasilan pengobatan dan
12 Makanan Terbaik untuk Menjaga Kesehatan Paru-Paru
Selain menghindari polusi dan kebiasaan merokok, memilih makanan pembersih juga penting untuk menjaga kesehatan sistem pernapasan.
Paru-paru yang dibiarkan “kotor” bisa menyebabkan beragam masalah kesehatan, seperti pneumonia, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), hingga asma yang dapat membatasi kemampuan Anda bernapas.
Lantas makanan seperti apa yang bisa menjaga paru-paru tetap bersih?
Makanan pembersih paru-paru yang mudah ditemui
-
1. Wortel
Wortel merupakan salah satu makanan sehat untuk paru-paru karena mengandung karotenoid yang dapat mengurangi efek radikal bebas
Karotenoid dapat mengurangi risiko kanker serta memperbaiki kapasitas tampungan oksigen, terutama pada orang-orang yang memiliki asma
Salah satu jenis karotenoid, yaitu lycopene
Selain itu, beta karoten dalam wortel yang diubah tubuh menjadi vitamin A dapat mengurangi kekambuhan asma akibat olahraga. Beta karoten juga dapat ditemukan pada bayam, kangkung, tomat, labu kuning, dan ubi jalar.
-
2. Apel
Salah satu buah yang bermanfaat dalam menjaga kesehatan paru-paru yaitu apel. Kandungan vitamin c yang melimpah di dalamnya dapat menangkal flu, pilek, hingga PPOK.
PPOK merupakan penyakit yang mencakup berbagai gangguan , termasuk emfisema dan bronkitis kronis.
Vitamin C juga dilaporkan dapat mencegah dan mengendalikan gejala asma. Pada ibu hamil, vitamin C dapat menurunkan risiko anak mengidap mengi.
Selain apel, buah-buahan lain yang juga baik untuk menjaga yaitu jeruk, kiwi, dan mangga.
-
3. Bawang putih
Makanan pembersih paru-paru berikutnya yakni bawang putih. Kandungan mineral seperti selenium dan alisin pada bawang putih dapat melancarkan aliran darah ke paru-paru.
Mineral lainnya, seperti magnesium, bisa mengendurkan otot-otot sekitar bronkus sehingga saluran pernapasan tetap terbuka meski ada penyempitan bronkus. Penyempitan bronkus merupakan penyebab terjadinya asma
Selain bawang putih, makanan pembersih yang juga kaya akan selenium dan magnesium adalah sayuran hijau, gandum, daging sapi dan ayam, ikan, dan telur.
-
4. Kacang-kacangan
Kandungan vitamin E pada kacang-kacangan terbukti dapat mengatasi masalah suara mengi sekaligus meningkatkan fungsi Pada Oragan tersebut
Berdasarkan sebuah studi berjudul Nutrition and Respiratory Health (2015), asupan makanan kaya vitamin E selama masa kehamilan dan menyusui dapat mengurangi risiko asma dan mengi pada anak.
Peningkatan asupan vitamin E juga terbukti mengurangi kekambuhan pada orang dewasa pengidap PPOK.
-
5. Brokoli
Mengonsumsi makanan kaya asam folat (vitamin B9) juga dapat membantu menjaga tetap sehat. Brokoli merupakan makanan dengan sumber asam folat atau vitamin B terbaik.
Berdasarkan sebuah studi yang diterbitkan dalam Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition (2010), ditemukan bahwa gejala sesak nafas akibat PPOK berkaitan dengan rendahnya asupan makanan kaya folat.
Tinggalkan Balasan